Hari raya Idul Fitri 1443 H, pada tahun kalender Romawi 2022 kali ini, sangat menarik perhatian dari berbagai kalangan pegiat ekonomi. Lebaran tahun ini memang merupakan lebaran yang sangat membawa kesan tersendiri bagi kaum Muslim tentunya. Banyak kisah menarik yang ditampilkan oleh setiap orang berseliwuran di Media sosial. Lebaran tahun ini sangat menarik karena sudah dua tahun pemerintah tidak mengijinkan mudik. Alasan tidak boleh mudik tentu karena semakin meningkatnya kasus Covid-19. Karena sudah 2 tahun tidak mudik, maka pada tahun ini semua orang mudik. Semua orang serentak pulang ke kampung halamannya.
Hari raya Idul Fitri selalu identik moment dengan perjumpaan dengan keluarga. Moment untuk kembali ke kampung halaman masing masing. Semua orang pulang ke kampung masing masing tentu dengan menggunakan moda transportasi yang memudahkan mereka bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Maka moda transportasi yang dipilih biasanya adalah mobil pribadi. Di samping Kereta Api, Pesawa Terbang dll.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, diizinkannya kegiatan mudik Lebaran pada tahun ini turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga kisaran 5 persen. Mudik lebaran memang jadi momen vital dalam menggerakan roda perekonomian. Khususnya didorong oleh pengeluaran dari kelas menengah atas yang selama ini menahan uang di bank.
"Wajar kalau estimasi pertumbuhan ekonomi di kuartal yang bertepatan dengan lebaran (kuartal II 2022) bisa tembus 4-5 persen.
Secara umum, kita melihat, kegiatan mudik Lebaran tahun ini bakal memberikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2022. Hal ini tentu membawa kabar baik bagi pertumbuhan ekonomi kita. Dan juga sebagai tahap awal bagi terwujudnya pencapaian pertumbuhan ekonomi dari setiap kuartal sesuai yang dicandangkan oleh pemerintah. Momentum ini sangat menggeliatkan berbagai dimensi kehidupan yang menghasilkan berbagai macam unsur kehidupan.
Bagi pelaku usaha berharap agar masyarakat tetap menjalankan setiap hal yang menjadi bagian dari perkembangan ekonomi terutama menikmati hasil produsk sendiri.
Namun dari satu sisi pemerintah juga mewanti-wanti soal kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai. Ia berharap tak ada lonjakan kasus pasca mudik lebaran. Sehingga tak ada pembatasa kegiatan usaha di kemudian hari. Asian Development Bank (ADB) memperkirakan perekonomian Indonesia tahun 2022 akan tumbuh 5,0 persen. Angka ini lebih baik dari pertumbuhan di tahun 2021 sebesar 3,69 persen. Kemudian seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 menjadi 5,2 persen. Catatan ini menjadi bagian yang terpenting dari motivasi untuk mengembangkan perekonomian. Di sisi lain sebagai bentuk strategi perekonomian yang memudahkan pemerintah untuk memetakan perekonomian nasional.
Namun di sisi lain perlu ada kewaspadaan terhadap situasi ekonomi global akibat perang Rusia vs Ukraina. Sika Pesemisitis masyarakat dunia akan peristiwa Global ini akan membawa perubahan tertentu bagi keterukuran sebuah pencapaian ekonomi sebuah negara. Sadar atau tidak ini adalah gejolak perekonomian yang memicu banyak faktor bagi kehidupan berbangsa dan bernegara sampai saat ini.
Semoga geliat ekonomi indonesia semakin optimis ke depannya dan membawa harapan baru secara menyeluruh untuk pertumbuhan ekonomi.
Komentar
Posting Komentar